MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua Negara di bumi ini, menyadari bahwa sampah merupakan salah satu permasalahan yang membawa ketidak nyamanan hidup dalam sebuah lingkungan.
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbunan sampah memerlukan pengelolaan.
Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif sampah terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Untuk mewujudkan kota bersih dan hijau, pemerintah telah mencanangkan berbagai program yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Di Kabupaten Sumenep, penghargaan ADIPURA pernah diperoleh dari pemerintah pusat. Hal ini dikarenakan masyarakat kabupaten sumenep dikenal dengan kehidupan yang sangat bersih. Walaupun telah mendapat adipura bukan berarti tidak terdapat permasalahan sampah, Apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya. Mencermati fenomena di atas maka sangat diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat dalam upaya mewujudkan perkotaan dan perdesaan yang bersih dan hijau di kabupaten Sumenep.
Untuk memupuk kesadaran dalam diri kita akan pentingnya hidup bersih dan memupuk rasa tanggung jawab bersama dari masalah sampah yang tak kunjung redah dilingkungan kita.
Oleh karena itu, kami selaku siswa SMP Negeri 1 Kalianget mencoba memberikan makalah tentang sampah sebagai salah satu tugas dari mata pelajaran PLH (Pengetahuan Lingkungan Hidup) guna untuk memberikan sumbangan pikiran kepada para pembaca agar lebih memahami akan bahaya dari sampah dan juga untuk memberikan informasi tentang pemanfaatan sampah.
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam mempelajari makna dan isi dari makalah ini, kami perlu memberikan rumusan masalah pada makalah ini. Rumusan makalah pada makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan sampah dan Limbah itu?
2. Ada berapa jenis sampah dan Limbah itu?
3. Apa dampak dari sampah dan limbah itu?
4. Bagaiamana cara mengolah sampah menjadi kompos?
5. Bagaimana cara mengelola sampah dan Limbah itu?
C. Maksud dan Tujuan
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari SMP Negeri 1 Kalianget pada mata pelajaran PLH (Pengetahuan Lingkungan Hidup) kelas VIII yang bertujuan untuk :
1. Memberikan pengertian tentang sampah dan limbah.
2. Memberikan pengertian tentang jenis-jenis sampah dan limbah.
3. Memberikan pengertian tentang bahaya dari dampak sampah dan Limbah.
4. Memberikan masukan tentang cara mengolah sampah menjadi kompos.
5. Memberikan pemahaman tentang cara mengelola sampah dan limbah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994).
“Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).
“Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”. (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982)
“Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, W. Prof. Ir, 1996).
Dari berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan pengertian sampah itu adalah “ sebuah proses alamiah berbentuk padat yang berasal dari manusia dan alam yang tidak dapat dipakai dan digunakan serta tidak memiliki nilai ekonomis sehingga dibuang dan ditinggalkan oleh pemiliknya atau pemakai semula”.
B. Jenis-Jenis Sampah
1. Berdasarkan sumbernya
a. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
b. Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit. Sampah yang dihasilkan oleh manusia lebih banyak berupa sampai cair.
c. Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
Sampah industri merupakan hasil dari sisa pemakaian bahan-bahan industri yang dibuang secara kesinambungan tanpa melihat dampak dan akibatnya. Sampah industri lebih dikenal dengan istilah limbah industri. Sampah industri lebih dikenal berbahaya dalam lingkungan.
2. Berdasarkan sifatnya
a. Sampah Organik - dapat diurai (Degradable)
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, Contoh dari sampah organik adalah :
1) Sisa makanan;
2) Sisa sayuran dan kulit buah-buahan;
3) Sisa ikan dan daging;
4) Sampah kebun (daun-daunan, rumput, dan sampah yang mudah busuk lainnya).
b. Sampah Anorganik - tidak terurai (Undegradable)
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
3. Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
a. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain
b. Dampak
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
· Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
· Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
C. Dampak Sampah
Pembuangan sampah yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan dampak negative pada lingkungan. Dampak yang ditimbulkan sampah antara lain :
1. Pencemaran Lingkungan
Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun perairan. Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak sedap dipandang mata).
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.
2. Penyebab Penyakit
Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan lingkungan yang baik bagi hewan penyebar penyakit penyakit misalnya : lalat, nyamuk, tikus, dan bakteri patogen (penyebab penyakit). Adanya hewan-hewan penyebar penyakit tersebut mudah tersebar dan menajalar ke lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit itu misalnya kolera, disentri, tipus, diare, dan malaria.
3. Penyumbatan Saluran Air dan banjir
Sampah jalanan dan rumah tangga sering bertaburan dan jika turun hujan akan terbawa ke got/sungai, akibatnya sungai tersumbat dan timbul banjir. Selanjutnya banjir dapat menyebarkan penyakit, banyak got di musim hujan menjadi mampet karena penduduk membuang sampah disembarang tempat. Kebiasaan membuang sampaj di sungai dihilangkan.
4. Dampak Sosial Terhadap masyarakat
a. Kerukunan
Permasalahan sampah dapat berkaitan dengan nilai kerukunan, atau sebaliknya justru dapat menambah kerukunan. Orang yang sering membuang sampah di sekitar tempat tinggalnya dan mencemari ligkungan dapat menimbulkan ketidaksenangan tetangganya. Hal yang demikian ini dapat menimbulkan keretakan hubungan antara tetangga. Kondisi yang demikian perlu di ubah agar terjadi hal yang sebaliknya, yakni dapat semakin meningkatkan kerukunan.
Misalnya pada awalnya tetangga yang merasa dirugikan melaporkan kepada RT atau yang berwenang. Selanjutnya ketua RT pejabat memanggil warganya untuk bermusyawarah dan mengadakan penyuluhan kebersihan. Akhirnya perlu diadakan gotong royong melakukan pembersihan lingkungan agar setia warga merasa bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungannya.
b. Kesanggupan
Setiap warga hendaknya memiliki kesanggupan untuk menempatkan sampah pada tempatnya, memisahkan sampah yang terurai dan yang tidak teruai, menjaga kebersihan lingkungannya, dan tidak membuang sampah yang tergolong bahan beracun dan berbahaya (B3) ke sembaranga tempat. Pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sulit dilakukan, juga bukan merupakan pekerjaan yang mustahil untuk dilakukan. Maka yang dipentingkan adalah kesadaran dan kesanggupan.
5. Dampak Sampah Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat ; bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buuk karena sampah bertebaran dimana-mana.
b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c. Pengelolaan sampah tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan-pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak mau kerja, rendahnya produktivitas).
D. Pengolahan Sampah Menjadi Kompos
http://www.facebook.com/note.php?note_id=198655675419Masalah sampah menjadi salah satu permasalahan di setiap kota, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Penangangan masalah sampah yang tidak baik akan menimbulkan dampak yang luas, tidak saja bagi lingkungan, tetapi juga berdampak buruk bagi perekonomian, dan sosial. Contoh kongkrit adalah permasalahan sampah di kota Bandung beberapa waktu yang lalu.Penanganan masalah sampah sebenarnya tidak terlalu susah. Untuk mengolah sampah menjadikompos, diperlukan pemilahan dan pemisahan sampah organic dan sampah anorganik.
Berikut ini, merupakan cara pembuatan kompos yang dilakukan oleh sekelompok yayasan yang melakukan penelitian secara langsung, artikel ini di ambil di link http://isroi.wordpress.com/2008/03/25/cara-mudah-mengolah-sampah-pasar-1/
Pasar Bunder Sragen
Pasar Bunder Sragen salah satu lokasi pengolahan sampah pasar dengan PROMI
Pasar yang terletak di tengah kota sragen ini memiliki beberapa kelebihan. Pertama adalah kesadaran para pedagang pasar akan kebersihan. Setiap pedagang memiliki keranjang sampah sendiri-sendiri. Pengelola pasarpun juga menyediakan tempat sampah yang tersusun rapi dalam jarak yang dekat (3 -4 m). Perhatikan gambar di bawah ini, petugas kebersihan mengangkut sampah setiap beberap jam sekali.
Pedagang pun sudah mulai sadar untuk memisahkan sampah organikdengan sampah non organik. Sampah sisa-sisa sayuran ditempatkan di tempat yang terpisah dengan sampah plastik. Hal ini sangat memudahkan petugas sampah untuk sortasi sampah.
Sampah pasar yang didominasi sampah organik
Sampah Anorganik mudah dipisahkan, Hebatnya lagi jika kebetulan ada sampah yang tidak terangkut oleh petugas kebersihan para pedagang dengan sukarela mengupah mbok-mbok tukang angkut untuk membuat sampah ke tempat sampah.
Selain kompos, pengolahan limbah organik pasar juga menghasilkan pupuk organik cair yang jumlahnya mencapai 180 liter/hari atau 5400 liter/bulan. Jika diasumsikan harga pupuk cair mencapai Rp. 20.000/liter maka nilainya bisa mencapai Rp. 10.800.000 /bulan(catatan: sekali lagi ini bukan angka resmi tetapi dugaan saya saja).
Jika dijumlahkan maka potensi nilai ekonominya mencapai Rp. 29.550.000/bulan. Jumlah yang cukup besar. Dan saya rasa ini bisa untuk membiayai pengelolaan sampah di pasar tersebut.
Pertanyaannya kemudian adalah Siapa yang mau membeli kompos dan pupuk organik cair tersebut. Artinya bagaimana cara menjualnya dan di mana pasarnya. Sampai saat ini saya belum mendapatkan informasi yang jelas untuk hal ini.
Namun, demikian kompos dan pupuk cair ini bisa digunakan untuk banyak hal. Andaikan belum lakupun bisa digunakan untuk memupuk tanaman-tanaman di pinggir jalan, taman-taman kota, perkantoran pemerintah, dan lain-lain. Atau melalui dinas-dinas terkait pupuk organik ini bisa diberikan kepada para petani yang ada di sragen. Banyak manfaat ganda yang diperoleh dari pengolahan sampah pasar ini.
Rumah Kompos
Untuk memperlancar kegiatan ini Yayasan Danamon Peduli membangun rumah kompos yang didesain secara khusus. Secara umum rumah kompos terdiri dari bak-bak inkubasi berjumlah sekitar 14 bak, tempat untuk menampung sampah, ruang pencacahan dan mesin pencacah, tempat untuk menampung sampah non organik, ruang pengemasan, dan display. Di dalam rumah kompos tersebut didesain pula saluran-saluran air untuk menampung air lindi yang keluar dari sampah dan ditampung di bak fermentasi sebelum diolah menjadi pupuk cair.
Prosedur Pengomposan
Prosedur umum pengomposan pada prinsipnya hampir sama seperti pada prosedur yang telah saya jelaskan di bagian lain (klik di sini). Tetapi ada sedikit modifikasi yang disesuaikan dengan karakteristik bahan yang akan dikomposkan. Langkah-langkah umumnya sebagai berikut.
1. Pengumpulan dan pemisahan sampah
Sampah dikumpulkan dari dalam pasar dan ditampung di ruang penampungan. Di tempat ini sampah non organik dipisahkan dengan sampah organik. Karena sebagian besar sampah pasar Bunderan adalah sampah organik, tahapan ini mudah dilakukan secara manual. Menampung sampah sekaligus menyortir sampah non organik.
2. Pencacahan Sampah
Sampah organik yang sudah terpisah dengan sampah non organik selanjutnya dicacah dengan menggunakan mesin pencacah. Tujuan dari pencacahan ini adalah untuk memperkecil dan menyeragamkan bahan baku kompos.
3. Penyiapan PROMI
Umumnya untuk bahan-bahan lain PROMI diencerkan dengan air, tetapi untuk sampah pasar ini PROMI tidak boleh diencerkan dengan air. Kandungan air di dalam sampah sudah cukup tinggi sehingga penambahan air akan kurang baik untuk proses pengomposan. Bahan yang digunakan untuk mengencerkan PROMI adalah pasir atau tanah kering. Tanah/Pasir diayak terlebih dahulu sebelum digunakan.
4. Pecampuran PROMI di dalam Bak Pengomposan
Selanjutnya sampah yang telah dicacah dicampurkan dengan PROMI dan ditampung di bak-bak pengomposan. Sampah tidak boleh diinjak-injak, karena akan menyebabkan menjadi padat dan kandungan udara di dalam kompos berkurang. Setelah penuh, sampah ditutup dengan terpal plastik dan didiamkan selama 14 hari. Sampah ditutup dengan terpal plastik dan diikubasi.
5. Panen Kompos
Setelah 14 hari sampah akan berubah warna menjadi kehitaman dan menjadi lebih lunak. Kompos sampah telah cukup matang. Kompos selanjutnya dipanen dan dibawa ke tempat pengolahan lebih lanjut. Di tempat ini kompos dicacah lagi dan dikemas ke dalam karung-karung plastik. Kompos matang setelah 14 hari.
6. Pengolahan Paska Panen
Setelah dipanen kompos dijemur untuk mengurangi kadar air kompos. Kompos yang telah kering selanjutnya dicacah agar ukurannya seragam dan menarik. Kemudain kompos dikemas ke dalam karung-karung plastik.
Penyemuran Pengemasan
E. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Perubahan pola konsumsi dikarenakan bertambahnya jumlah penduduk secara signifikan serta gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan. Pada saat ini sampah sulit dikelola karena berbagai hal, antara lain:
a. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami porsoalan sampah,
b. Menigkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang sampah
c. Meningkatnya biaya operasional pengelolaan sampah
d. Pengelolaan sampah yang tidak efisien dan tidak benar menimbulkan permasalahan pencemaran udara, tanah, dan air serta menurunnya estetika
e. Ketidakmampuan memelihara barang, mutu produk teknologi yang rendah akan mempercepat menjadi sampah.
f. Semakin sulitnya mendapat lahan sebagai tempat pembuangan ahir sampah.
g. Semakin banyaknya masyarakat yang keberatan bahwa daerahnya dipakai tempat pembuangan sampah.
h. Sulitnya menyimpan sampah yang cepat busuk, karena cuaca yang panas.
i. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.
j. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh pemerintah.
Pengelolaan sampah yang telah dilakukan adalah pengumpulan sampah dari sumber-sumbernya, seperti dari masyarakat (rumah tangga) dan tempat-tempat umum yang dikumpulkan di TPS yang telah disediakan. Pengelolaan sampah selanjutnya diangkut dengan truk yang telah dilengkapi jaring ke TPA. Pengelolaan sampah di daerah-daerah yang belum mendapat pelayanan pengangkutan mengingat sarana dan prasara yang terbatas telah dilakukan pengelolaan sampah secara swakelola dengan beberapa jenis bantuan fasilitas pengangkutan. Bagi Usaha atau kegiatan yang menghasilkan sampah lebih dari 1 m3/hari diangkut sendiri oleh pengusaha atau bekerjasama dengan pihak lainnya seperti desa/kelurahan atau pihak swasta. Pengelolaan sampah dari sumber-sumber sampah dengan cara tersebut cukup efektif.
Pengelolaan sampah dilakukan dengan beberapa usaha yang telah berlangsung di TPA untuk mengurangi volume sampah, seperti telah dilakukan pemilahan oleh pemulung untuk sampah yang dapat didaur ulang. Pengelolaan sampah ini ternyata sebagai mata pencaharian untuk mendapatkan penghasilan. Pengelolaan sampah terhadap sampah yang mudah busuk telah dilakukan usaha pengomposan. Namun usaha Pengelolaan sampah ini masih menyisakan sampah yang harus dikelola yang memerlukan biaya yang tinggi dan lahan luas. Penanganan sisa sampah di TPA sampai saat ini masih dengan cara pembakaran baik dengan insenerator atau pembakaran di tempat terbuka dan open dumping dengan pembusukan secara alami. Hal ini menimbulkan permasalahan baru bagi lingkungan, yaitu pencemaran tanah, air, dan udara.
Pengelolaan sampah dimasa yang akan datang perlu memperhatikan berbagai hal seperti:
1) Penyusunan Peraturan daerah (Perda) tentang pemilahan sampah
2) Sosialisasi pembentukan kawasan bebas sampah, seperti misalnya tempat-tempat wisata, pasar, terminal, jalan-jalan protokol, kelurahan, dan lain sebagainya
3) Penetapan peringkat kebersihan bagi kawasan-kawasan umum
4) Memberikan tekanan kepada para produsen barang-barang dan konsumen untuk berpola produksi dan konsumsi yang lebih ramah lingkungan
5) Memberikan tekanan kepada produsen untuk bersedia menarik (membeli) kembali dari masyarakat atas kemasan produk yang dijualnya, seperti bungkusan plastik, botol, alluminium foil, dan lain lain.
6) Peningkatan peran masyarakat melalui pengelolaan sampah sekala kecil, bisa dimulai dari tingkat desa/kelurahan ataupun kecamatan, termasuk dalam hal penggunaan teknologi daur ulang, komposting, dan penggunaan incenerator.
7) Peningkatan efektivitas fungsi dari TPA
8) Mendorong transformasi (pergeseran) pola konsumsi masyarakat untuk lebih menyukai produk-produk yang berasal dari daur ulang.
9) Pengelolaan sampah dan limbah secara terpadu
10) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait baik di pusat maupun daerah, LSM, Perguruan Tinggi untuk peningkatan kapasitas pengelolan limbah perkotaan
11) Melakukan evaluasi dan monitoring permasalahan persampahan dan pengelolaannya, kondisi TPA dari aspek lingkungan, pengembangan penerapan teknologi yang ramah lingkungan
12) Optimalisasi pendanaan dalam pengelolaan sampah perkotaan, pengembangan sistem pendanaan pengelolaan sampah
13) Konsistensi pelaksanaan peraturan perundangan tentang persampahan dan lingkungan hidup.
14) Meningkatkan usaha swakelola penanganan sampah terutama sampah yang mudah terurai ditingkat desa/kelurahan
15) Memberikan fasilitasi, dorongan, pendampingan/advokasi kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah.
Pengelolaan sampah dapat memberikan keuntungan pada kita, terutama dibidang :
a. Penghematan sumber daya alam
b. Penghematan energi
c. Penghematan lahan TPA
d. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
BAB III
PENGEMBANGAN MATERI
A. Limbah
Banyak yang mengira sampah dan limbah tidak berbeda karena sama-sama kotor. Jangan salah, sampah dan limbah berbeda jauh, dengan tahu maknanya diharapkan orang bisa lebih paham mengelola sampah atau limbah.
Ketika menemukan sampah atau limbah, kesulitan pertama yang terjadi adalah susahnya membedakan sampah atau limbah khususnya di kalangan industri. Belum lagi masalah limbah yang mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Khusus limbah B3 terdapat peraturan perundangan yang mengaturnya lebih spesifik. Sedangkan mengenai sampah baru-baru ini terdapat peraturan perundangan yang mengikat, setelah sekian lama tidak ada sistem pengelolaan sampah yang semakin menumpuk di seluruh area negara ini.
Pada kenyataannya sampah dikenal di lingkungan rumah tangga, sedangkan limbah dikenal di lingkungan industri. Memang anggapan ini benar sesuai dengan pengertian harafiah berdasarkan peraturan perundangan lingkungan.
Dilansir dari Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang sampah dan limbah dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Penghasil sampah adalah setiap orang atau akibat proses alam yang menghasilkan sampah. Hampir semua sampah bisa didaur ulang baik untuk pupuk atau lainnya.
2. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan.
3. Sampah identik dengan kegiatan manusia secara individu maupun berkelompok. Limbah lebih identik dengan suatu kegiatan atau proses yang lebih kompleks seperti yang ada di lingkungan industri. Hasil kegiatan atau aktivitas atau proses industri yang tidak dapat digunakan kembali dapat disebut limbah, tetapi beberapa limbah industri kini dapat dimanfaatkan kembali.
“Dengan adanya pengertian tersebut maka kita dapat dengan mudah melakukan identifikasi antara sampah dan limbah, ke depannya kita dapat lebih memahami dan melakukan pemilahan sampah dan limbah dengan baik dan benar,” bunyi siaran pers Family Environmental Edutainment, Jumat (23/7/2010).
Intinya baik sampah atau limbah harus dapat dikelola dengan baik dan benar sehingga meminimalisasi adanya sampah dan limbah di area TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Maka buatlah sampah menjadi suatu yang berharga. Jangan hanya berpikir sampah menjadi kotoran yang tidak berarti, bahan cemoohan, bahan tontonan atau bahkan menjadi bahan komplain.
B. Pengolahan Limbah
Agroindustri atau industri pengolahan hasil pertanian merupakan salah industri yang menghasilkan air limbah yang dapat mencemari lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pengolahan kelapa sawit, teknologi pengolahan limbah cair yang digunakan mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat tingginya potensi pencemaran yang ditimbulkan oleh air limbah yang tidak dikelola dengan baik maka diperlukan pemahaman dan informasi mengenai pengelolaan air limbah secara benar.
Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Dengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal, kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja. Bila pengelolaan limbah hanya diarahkan pada kegiatan pengolahan limbah maka beban kegiatan di Instalasi Pengolahan Air Limbah akan sangat berat, membutuhkan lahan yang lebih luas, peralatan lebih banyak, teknologi dan biaya yang tinggi. Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah (pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) akan sangat membantu mengurangi beban pengolahan limbah di IPAL.
Tren pengelolaan limbah di industri adalah menjalankan secara terintergrasi kegiatan pengurangan, segregasi dan handling limbah sehingga menekan biaya dan menghasilkan output limbah yang lebih sedikit serta minim tingkat pencemarnya. Integrasi dalam pengelolaan limbah tersebut kemudian dibuat menjadi berbagai konsep seperti: produksi bersih (cleaner production), atau minimasi limbah (waste minimization).
Secara prinsip, konsep produksi bersih dan minimasi limbah mengupayakan dihasilkannya jumlah limbah yang sedikit dan tingkat cemaran yang minimum. Namun, terdapat beberapa penekanan yang berbeda dari kedua konsep tersebut yaitu: produksi bersih memulai implementasi dari optimasi proses produksi, sedangkan minimasi limbah memulai implementasi dari upaya pengurangan dan pemanfaatan limbah yang dihasilkan.
Produksi Bersih menekankan pada tata cara produksi yang minim bahan pencemar, limbah, minim air dan energi. Bahan pencemar atau bahan berbahaya diminimalkan dengan pemilihan bahan baku yang baik, tingkat kemurnian yang tinggi, atau bersih. Selain itu diupayakan menggunakan peralatan yang hemat air dan hemat energi. Dengan kombinasi seperti itu maka limbah yang dihasilkan akan lebih sedikit dan tingkat cemarannya juga lebih rendah. Selanjutnya limbah tersebut diolah agar memenuhi baku mutu limbah yang ditetapkan.
Strategi produksi bersih yang telah diterapkan di berbagai negara menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam mengatasi dampak lingkungan dan juga memberikan beberapa keuntungan, antara lain
1) Penggunaan sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien;
2) Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar;
3) Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media yang lain;
4) Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan;
5) Mengurangi biaya penaatan hukum;
6) Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan (clean up);
7) Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional;
8) Pendekatan pengaturan yang bersifat fleksibel dan sukarela.
Minimasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan limbah.
Pengurangan limbah dilakukan melalui peningkatan atau optimasi efisiensi alat pengolahan, optimasi sarana dan prasarana pengolahan seperti sistem perpipaan, meniadakan kebocoran, ceceran, dan terbuangnya bahan serta limbah.
Pemanfaatan ditujukan pada bahan atau air yang telah digunakan dalam proses untuk digunakan kembali dalam proses yang sama atau proses lainnya. Pemanfaatan perlu dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dan hati-hati agar tidak menimbulkan gangguan pada proses produksi atau menimbulkan pencemaran pada lingkungan.
Setelah dilakukan pengurangan dan pemanfaatan limbah, maka limbah yang dihasilkan akan sangat minimal untuk selanjutnya diolah dalam instalasi pengolahan limbah.
Pada kegiatan pra produksi dapat dilakukan pemilihan bahan baku yang baik, berkualitas dan tingkat kemunian bahannya tinggi. Saat produksi dilakukan, fungsi alat proses menjadi penting untuk menghasilkan produk dengan konsumsi air dan energi yang minimum, selain itu diupayakan mencegah adanya bahan yang tercecer dan keluar dari sistem produksi.
Dari tiap tahapan proses dimungkinkan dihasilkan limbah. Untuk mempermudah pemanfaatan dan pengolahan maka limbah yang memiliki karakteristik yang berbeda dan akan menimbulkan pertambahan tingkat cemaran harus dipisahkan. Sedangkan limbah yang memiliki kesamaan karekteristik dapat digabungkan dalam satu aliran limbah. Pemanfaatan limbah dapat dilakukan pada proses produksi yang sama atau digunakan untuk proses produksi yang lain.
Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan selanjutnya diolah pada unit pengolahan limbah untuk menurunkan tingkat cemarannya sehingga sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Limbah yang telah memenuhi baku mutu tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Bila memungkinkan, keluaran (output) dari instalasi pengolahan limbah dapat pula dimanfaatkan langsung atau melalui pengolahan lanjutan.
Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah. Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.
Limbah yang dikeluarkan dari setiap kegiatan akan memiliki karakteristik yang berlainan. Hal ini karena bahan baku, teknologi proses, dan peralatan yang digunakan juga berbeda. Namun akan tetap ada kemiripan karakteristik diantara limbah yang dihasilkan dari proses untuk menghasilkan produk yang sama.
Karakteristik utama limbah didasarkan pada jumlah atau volume limbah dan kandungan bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur fisik, biologi, kimia dan radioaktif. Karakteristik ini akan menjadi dasar untuk menentukan proses dan alat yang digunakan untuk mengolah air limbah.
Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu pengolahan pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment), dan pengolahan akhir (post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk mengkondisikan alitan, beban limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama. Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk menurunkan pencemar utama dalam air limbah. Selanjutnya pada pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah limbah agar sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
Terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapat dilakukan untuk mengolah air limbah yaitu: proses secara fisik, biologi dan kimia. Proses fisik dilakukan dengan cara memberikan perlakuan fisik pada air limbah seperti menyaring, mengendapkan, atau mengatur suhu proses dengan menggunakan alat screening, grit chamber, settling tank/settling pond, dll.
Proses biologi deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau proses biologi terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi biologi dengan lumpur aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process dan an-aerobic process. Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan kimia atau larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu.
Untuk suatu jenis air limbah tertentu, ketiga jenis proses dan alat pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau dikombinasikan.
Pilihan mengenai teknologi pengolahan dan alat yang digunakan seharusnya dapat mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan pengelolaannya.
C. Tata Cara Pengelolaan Limbah
Banyak tata cara pengelolaan limbah yang dikembangkan, tetapi belum ada sarana yang betul-betul memuaskan untuk membuang sebagian besar limbah secara aman untuk jangka waktu yang lama. Memang, ada banyak pilihan dalam pengelolaan limbah dan teknologi. Namun, sebagai negara berkembang dengan populasi tinggi, dana dan banyaknya limbah yang dihasilkan menjadi hal yang benar-benar perlu dipertimbangkan. Dengan kata lain, yang kita perlukan adalah suatu cara mengelola limbah dalam jumlah yang besar dengan biaya yang tidak terlalu tinggi. Terlepas dari itu semua, peran serta masyarakat baik secara individu maupun kelompok untuk mengurangi produksi limbah dan mempermudah pengelolaan limbah sangatlah berarti.
Sebenarnya banyak hal kecil yang jika kita lakukan akan sangat mengurangi masalah limbah. Kaji uraian-uraian berikut ini, pikirkan dan putuskan hal-hal apa saja yang dapat kamu lakukan.
1) Tindakan positif untuk menggunakan kembali limbah
a. Gunakanlah kertas/kartu undangan/leaflet yang sudah tidak terpakai, misalnya untuk konsep atau catatan belanja.
b. Akan lebih baik menggunakan kardus yang Anda miliki sebagai tempat mainan misalnya, daripada membeli tempat khusus untuk itu.
c. Gunakan kembali botol/kaleng bekas minuman. Menggunakan kembali botol/kaleng bekas lebih murah daripada didaur ulang.
d. Gunakan kantung plastik yang kamu dapat dari toko/pasar sehingga tidak perlu memintanya saat berbelanja lagi.
2) Tindakan positif untuk mengurangi limbah domestik
a. Jangan mencampurkan limbah. Idealnya setiap rumah memiliki tempat limbah khusus untuk logam, kaca, dan limbah organik. Hal ini akan memudahkan dalam mendaur ulang limbah tersebut. Memisahkan limbah yang mudah terurai dengan yang tidak merupakan langkah awal yang baik.
b. Jangan membeli sesuatu yang dikemas berlebihan. Benda-benda demikian harus dihindari agar limbah rumah tidak banyak.
c. Belilah sesuatu yang volume/ukuran satuannya terbesar, sebagai contoh 10 botol minuman dengan volume 200 cc akan menghasilkan limbah yang lebih banyak dibanding dengan satu botol besar minuman yang sama dengan ukuran 2 liter.
d. Pilihlah wadah yang dapat dikembalikan. Botol yang dapat dikembalikan ke penjualnya sangat lebih baik kita pilih daripada yang tidak dapat dikembalikan. Jika hal ini kita lakukan, meskipun baru beberapa tahun, limbah yang dihasilkan rumah kita akan berkurang sangat banyak.
e. Pilihlah pembungkus yang mudah terurai. Pembungkus dari kertas atau kardus lebih baik kita pilih daripada yang terbuat dari plastik sebab lebih mudah didaur ulang. Untuk alasan yang sama botol dari gelas lebih baik daripada botol plastik, apalagi jika botol tersebut dapat dikembalikan ke penjualnya.
f. Jika belanjaan kamu sedikit, pikirkan dahulu sebelum memutuskan meminta plastik di toko/pasar tempat kamu berbelanja. Membiasakan membawa tas belanjaan sendiri akan lebih baik seperti yang biasa dilakukan di Eropa.
g. Sedapat mungkin gunakanlah kertas/buku tulis secara penuh di kedua halaman.
h. Gunakanlah barang-barang hasil daur ulang.
i. Jangan membeli makanan segar yang dikemas dalam plastik. Di beberapa supermarket daging, buah-buahan, dan sayuran segar dikemas dengan wadah plastik. Hal ini sungguh tidak ada gunanya
dan merupakan sumber polusi plastik.
j. Tolaklah kantung plastik dari “makanan jajanan” (take away food), karena kebanyakan kantung-kantung tersebut akan dibuang dalam sekejap. Kantung dari kertas akan lebih baik.
k. Pilihlah sandang dari bahan alami. Hindari sandang sintetis atau campuran, hindari pula menggunakan sepatu dari plastik, tetapi gunakanlah sepatu kulit.
l. Hindarkan barang-barang dari plastik yang sekali pakai. Jika penggunaan barang-barang tersebut tidak dapat dihindarkan, bekasnya jangan dibuang, tetapi gunakan kembali misalnya untuk tempat makan.
m. Jika tidak dapat dihindarkan, kamu perlu membeli barang-barang dari plastik, belilah barang hasil daur ulang atau yang berbahan baku termoplastik (plastik yang tidak tahan panas).
3) Tindakan positif untuk mendaur ulang
a. Buat dan gunakanlah kompos. Limbah dari dapur, kebun, dan kain dari serat alam/wol dapat dibuat kompos. Kertas dan kardus akan terurai, tetapi lebih lambat.
b. Berbagai limbah domestik dapat dibuat menjadi barang dekoratif/mainan cantik yang dapat menghasilkan uang jika dijual.
c. Jika Anda tidak dapat menggunakan kembali limbah yang terbuat dari kaca, plastik, aluminium, dan kertas, jangan dibuang bercampur dengan limbah lainnya (dari dapur/kebun). Kumpulkan dan berikanlah/juallah ke pemulung/pengumpul limbah. Limbah yang bersih/tidak terlalu kotor sangat disukai oleh pengumpul limbah. Kemungkinan kertas yang kotor akan ditolak karena saat dibuat barang baru memerlukan perlakuan khusus yang berarti bertambahnya biaya.
d. Efisiensi penggunaan energi untuk pembuatan barang aluminium dan kertas dari bahan bekas/limbah sangat tinggi, yaitu 95% (aluminium) dan 97% (kertas). Sangat bijaksana jika Anda mengumpulkan limbah tersebut dan memberikan/menjualnya ke penampungan untuk didaur ulang.
e. Ketersediaan bahan baku yang berkesinambungan sangat penting bagi kelangsungan suatu produksi, tidak terkecuali yang bahan bakunya barang bekas/limbah. Peran serta kamu untuk mengumpulkan limbah yang dapat didaur ulang sangat berarti bagi kesinambungan proses daur ulang, para pemulung/pengumpul terutama bagi lingkungan. Mencampuradukkan limbah sungguh hanya akan menambah semakin tingginya tumpukan limbah di TPA
4) Tindakan Positif untuk Mengolah Limbah. Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan membuatnya menjadi gas bio sebagai sumber energi alternatif.
D. Pengelolaan Limbah Medis
Pemilahan sampah / limbah medis berdasarkan kategori. Perhatikan perbedaan warna wadah.
Pada umumnya 10 - 15% limbah yang dihasilkan oleh sarana pelayan kesehatan, adalah limbah medis. Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh bakteri, virus, racun dan bahan radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan makhluk lain di sekitar lingkungannya. Jadi limbah medis dapat dikategorikan sebagai limbah infeksius dan masuk pada klasifikasi limbah bahan berbahaya dan beracun. Untuk mencegah terjadinya dampak negatif limbah medis tersebut terhadap masyarakat atau lingkungan, maka perlu dilakukan pengelolaan secara khusus.
KATEGORI LIMBAH
Ø Limbah Infeksius
Limbah yang dicurigai mengandung bahan patogen contoh kultur laboratorium, limbah dari ruang isolasi, kapas, materi atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi, ekskreta
Ø Limbah Patologis
Jaringan atau potongan tubuh manusia, contoh bagian tubuh, darah dan cairan tubuh yang lain termasuk janin
Ø Limbah Benda Tajam
Limbah benda tajam, contoh jarum, peralatan infus, skalpel, pisau, potongan kaca
Ø Limbah Farmasi
Limbah yang mengandung bahan farmasi contoh obat-obatan yang sudah kadaluwarsa atau tidak diperlukan lagi, item yang tercemar atau berisi obat
Ø Limbah Genotoksik
Limbah yang mengandung bahan dengan sifat genotoksik contoh limbah yang mengandung obat-obatan sitostatik (sering dipakai dalam terapi kanker) zat kimia genotoksik.
Produk bersifat genotoksik yang paling banyak digunakan untuk sarana pelayanan kesehatan adalah:
a. Golongan Karsinogenik
· Benzen
b. Obat Sitotoksik
· Azatioprin, Klorambusil, Siklosporin, Siklofosfamid, Melfalan, Semustin, Tamoksifen, Tiotepa, Treosulfan
c. Golongan yang kemungkinan karsinogenik
· Azacitidine, bleomycin, carmustine, chloramphenicol, chlorozotocin, cisplatin, dacarbazine, daunorubicin, dihydroxymethylfuratrizine (e.g. Panfuran S—no longer in use), doxorubicin, lomustine, methylthiouracil, metronidazole, mitomycin, nafenopin, niridazole, oxazepam, phenacetin, phenobarbital, phenytoin, procarbazine hydrochloride, progesterone, sarcolysin, streptozocin, trichlormethine
Ø Limbah Kimia
Limbah yang mengandung bahan kimia contoh reagen di laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kadaluwarsa atau sudah tidak diperlukan, solven. Limbah ini dikategorikan limbah berbahaya jika memiliki beberapa sifat (toksik, korosif (pH12), mudah terbakar, reaktif (mudah meledak, bereaksi dengan air, rawan goncangan), genotoksik
Ø Limbah dengan kandungan logam berat tinggi
Baterai, thermometer yang pecah, alat pengukur tekanan darah
Ø Wadah bertekanan
Tabung gas anestesi, gas cartridge, kaleng aerosol, peralatan terapi pernafasan, oksigen dalam bentuk gas atau cair
Ø Limbah Radioaktif
Limbah yang mengandung bahan radioaktif contoh cairan yang tidak terpakai dari terapi radioaktif atau riset di laboratorium
SUMBER LIMBAH MEDIS
a. Unit pelayanan kesehatan dasar
b. Unit pelayanan kesehatan rujukan
c. Unit pelayanan kesehatan penunjang ( laboratorium)
d. Unit pelayanan non kesehatan ( farmasi )
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari berbagai argumen yang dipaparkan di atas, kami dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Perbedaan antara sampah dan limbah, yakni : Sampah adalah sebuah proses alamiah berbentuk padat yang berasal dari manusia dan alam yang tidak dapat dipakai dan digunakan serta tidak memiliki nilai ekonomis sehingga dibuang dan ditinggalkan oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sedangkan Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Sampah identik dengan kegiatan manusia secara individu maupun berkelompok. Limbah lebih identik dengan suatu kegiatan atau proses yang lebih kompleks seperti yang ada di lingkungan industri. Hasil kegiatan atau aktivitas atau proses industri yang tidak dapat digunakan kembali dapat disebut limbah.
2. Jenis-Jenis Sampah
a. Berdasarkan sumbernya
ü Sampah alam
ü Sampah manusia
ü Sampah konsumsi
b. Berdasarkan sifatnya
ü Sampah Organik - dapat diurai (Degradable)
ü Sampah Anorganik - tidak terurai (Undegradable)
c. Berdasarkan bentuknya
ü Sampah Padat
ü Sampah Cair
3. Sampah dapat berdampak buruk terhadap lingkungan, menyebabkan penyakit, penyumbatan saluran air (Banjir), Keadaan social masyarakat dan sosial ekonomi.
4. Sampah dapat diolah menjadi pupuk Kompos.
5. Sampah dapat dikelola dengan baik, agar tercipta masa depan yang baik untuk anak cucu kita.
6. Keuntungan dalam mengolah limbah adalah:
ü Penggunaan sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien;
ü Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar;
ü Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media yang lain;
ü Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan;
ü Mengurangi biaya penaatan hukum;
ü Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan (clean up);
ü Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional;
ü Pendekatan pengaturan yang bersifat fleksibel dan sukarela.
7. Tata cara dalam pengelolaan limbah yang baik dan benar.
8. Cara pengelolaan limbah medis, yang sering dikenal dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
B. Saran
Dalam kehidupan kita, hendaknyalah kita jangan memandang remeh permasalahan sampah dan limbah ini. Karena beberapa dampak yang ditimbulkan akan memberikan kita kerugian yang sangat besar.
Marilah kita mecoba diri untuk lebih memahami dan memanfaatkan sesuatu yang terbuang diantara kita. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, hendaknyalah kita lebih mendahulukan kepentingan bersama dalam membuang sampah.
Kesalahan dan kehilafan merupakan milik dari kita sebagi manusia yang penuh keterbatasan ini, apabila pembaca menemukan sesuatu yang kurang dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami selaku penyusun berharap sumbangan pikirannya, agar dapat tercipta kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Wayan Suarna. MODEL PENANGGULANGAN MASALAH SAMPAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN. Makalah. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Udayana
Ardan Sirodjuddin. Definisi Sampah. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010. http://ardansirodjuddin.wordpress.com/2008/08/05/pemanfaatan-sampah/
wicak petani tangguh. Pengelolaan sampah. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010.http://petanitangguh.blogspot.com/2010/03/pengelolaan-sampah.html
health.detik.com. Tahukah Anda, Apa Perbedaan Sampah dengan Limbah? Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010. http://www.adipedia.com/tahukah-anda-apa-perbedaan-sampah-dengan-limbah/
Dian Al Arief B. Cara Mudah Mengolah Sampah Pasar 1. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010. http://isroi.wordpress.com/2008/03/25/cara-mudah-mengolah-sampah-pasar-1/
PLH_Spensa. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010. http://plhspensa.blogspot.com/2007/09/dampak-sampah-terhadap-lingkungan.html
Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Jawa Barat. Pengelolaan Limbah Medis. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010. http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pembinaan-pencemaran/245-pengelolaan-limbah-medis
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Sampah. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
BSE. Pengelolaan Limbah. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010. http://gurumuda.com/bse/pengelolaan-limbah
Adipedia.Com. Tahukah Anda Perbedaan Sampah dengan Limbah?. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010. http://www.adipedia.com/tahukah-anda-apa-perbedaan-sampah-dengan-limbah/
DiazScripct. Mengapa Aku dibuang – Makalah mengenai SAMPAH – 4R. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010. http://diazscript.wordpress.com/2010/06/15/mengapa-aku-dibuang-makalah-mengenai-sampah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar