Minggu, 23 Januari 2011

syair hatiku

Secawan asmara tak mampu redakan dahagaku akan rindu yang aku miliki….

Terbentang kilatan cahaya yang memandangiku dari sudut ketidakberdayaanku….

Namun yang aku tahu aku hanya seberkas cahaya di balik mentari yang terik…

Kemanakah pelangi di malam itu…?

Kenapa dia berlalu di balik senda gurau yang menghangatkan suasana sedihku…!

Ada apa dengan malam ini..?

Kenapa dia tidak mau pagi menghampirinya…..

Bukankah pagi sudah berjanji setia untuk datang menggantikanya…

Ribuan burung berkicau merdu di sela duka hatiku….

Tapi kenapa susasana hati tidak begitu menghiasi kecerahan ini…

Kenapa setiap langkah ini selalu meninggalkan jejak wajahmu…?

Sungguh kedewasaan ini membuatku hilang dalam segala rasa…

Kucari hingga pasti arti dari keberadaanku ini di dunia…

Namun jawabnya tidak selalu datang mendampingi tanyaku…!

Wahai bulan sabit,,,,,

Kemanakah sang rembulan….?

Haruskah aku menunggu kedatangannya…!

Kenapa dia pergi ketika aku butuhkan….?

Aroma luka yang kau goreskan….

Menabur benih kebencian yang dalam…

Namun kelembutan tutur bahasamu…..

Sedikit menguliti lembaran hitam yang tersepuh putih…

Wahai bulan sabit yang termenung di langit sebelah barat…..!

Bisikkanlah pada sang rembulan….

Bahwa aku menunggu ditengah samudera qolbi…

Dan sampaikanlah pada bintang di langit sebelah timur…

Agar aku mampu mendengar dan merasakan apa yang bulan sedang rasakan….

Kan kutunggu hingga musim berganti musim…

Kan kuabadikan kisah ini menjadi sandaran hati yang keruh…

Hingga aku mampu mendayung bersama rembulan menuju deramaga impian….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar